FVM adalah salah satu package yang berfungsi untuk memanage atau mengatur penggunaan Flutter SDK yang versinya berbeda-beda dalam waktu yang bersamaan. Kok butuh FVM sih?
Kenapa?
- Flutter terus berkembang setiap harinya. Kita bisa melakukan uji coba dari project yang kita miliki di berbagai versi SDK (
dev
,beta
danstable
). Dan jika menemui permasalahan kita cukup mengganti versi SDK dengan FVM. Kita jadi tidak perlu repot-repot untuk downgrade SDK. - Melakukan bug fixing pada project lama lebih cepat. Ini pengalaman mimin sendiri. Jadi terdapat pembaruan atau request pada project flutter yang pernah mimin kerjakan dulu. Dan tentu saja karena adanya rentang waktu, SDK yang digunakan sekarang tentu berbeda dengan SDK yang digunakan dulu. Effortnya bakalan terlalu gede, jika menyesuaikan dengan SDK yang digunakan sekarang. Oleh karena itu FVM disini sangat membantu.
Setelah paham akan manfaatnya kita lanjut ke step by stepnya ya 😀
1. Pastikan dart telah terinstall
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memastikan pada perangkat telah terinstall dart. Hal ini bisa dicek dengan menjalankan command “dart” pada command line atau terminal.
2. Mengaktifkan FVM
Aktifkan FVM dengan menjalankan command berikut:
pub global activate fvm
Command tersebut juga bisa digunakan untuk memperbarui versi FVM yang terdapat pada perangkat, seperti peringatan berikut ini:

3. Menyesuaikan versi Flutter SDK
Sebelum memilih versi SDK, gunakan command berikut untuk mengecek versi SDK apa saja yang tersedia
fvm releases

Setelah melihat versi yang tersedia, gunakan command berikut untuk menginstall SDK.
fvm install <version>
Atau kita juga bisa jalankan command berikut ini untuk menginstall versi stable yang terakhir kali release.
fvm install stable
Setelah proses install dilakukan, kita bisa mengecek versi berapa saja yang telah terinstall dengan menjalakan command berikut:
fvm list

4. Menjalankan project dengan FVM
Gunakan command berikut untuk menentukan versi berapa yang akan kita gunakan pada project flutter.
fvm use <version>
Setelah command berikut dijalanakan, akan terdapat hidden folder di project kita dengan nama .fvm
Setelah itu, kita bisa menjalankan command yang biasa digunakan pada flutter, dengan menambahkan fvm pada bagian awalnya. Berikut contohnya:
fvm flutter run
#Extra
Kita juga bisa mengubah SDK yang digunakan pada IDE, seperti android studio. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah path Fluter SDK pada android studio dengan path ke SDK pada fvm. Tapi mimin sendiri tidak menggunakan hal ini karena mimin sendiri lebih nyaman dengan setinggan yang digunakan sekarang. Yaitu versi terbaru di IDE, dan FVM mimin gunakan melalui command line untuk project lama.
Sekian tulisan kali ini, dan pada tulisan selanjutnya kita akan bahas hal menarik lainnya ya. Terimakasih dan semoga bermanfaat ya 😀
Oh iya di website ini ada tulisan menarik lainnya juga loh, seperti berikut:
Mimin yg baik, kang Ikwan yg kreatif, assalamualaikum wr.wb.
Saya baru belajar flutter dng beberapa buku tapi versi lama sedangkan saya sudah terlanjur install versi baru (2), alhasil saya jadi prustasi karena gagal, dan cari refransi tapi belum ditemukan.
Baru belajar tapi gagal karena beda versi bikin tambah bingung dan akhirnya prustasi dibuatnya, saya belum colek2 lagi sampai sekarang ini. Kang Ikwan ada refrensi tidak agar yang saya pelajari benar bisa berjalan sehingga saya dapat menguasainya.
Terimakasih Atas perhatian dan kebaikan kang Ikwan.
Salah satu tantangan dalam belajar ilmu teknologi memang seperti itu kang. Kita harus bisa mengikuti perkembangan ilmu yang sangat cepat (jika dibandingkan dengan bidang ilmu lain).
Klo saran saya sih, selesain dulu aja section terakhir di versi yang lama. Misal terakhir lagi proses belajar tentang widget Column, nah klo udah slsai belajar Column, langsung aja ke versi baru. Perubahan mayor dalam penulisan code harusnya cuma di null safety (https://dart.dev/null-safety) sih kang.
Makin kesini saya sendiri lebih suka belajar dari sumberny langsung kang, dan lebih sering ke baca docny,
doc: https://docs.flutter.dev/
youtube: https://www.youtube.com/c/flutterdev
Klo saran saya sih, cukup pelajari section” yang dibutuhkan untuk build aplikasi standar dulu aj, misal UI sedikit, penyimpanan lokal, networking, dan state management. Section yang lain kayak UI yang ribet, atau pengolahan data yang bla bla dll, bisa dipelajari sambil jalan ketika bikin suatu project aj sih kang.